Minggu, 28 November 2021

Profil Zalman Anggota DPRD Bombana – Bukti Bakti Penguasa Suara Masaloka Raya

Profil Zalman Anggota DPRD Bombana – Bukti Bakti Penguasa Suara Masaloka Raya

Zalman, S.Ip, anggota DPRD Bombana dari Partai Nasdem


SULTRAMEDIA.COM - disalin dari lenterasultra.com

-

-

Sudah sangat lama penduduk Pulau Masaloka di Bombana merindu hadirnya air bersih. Berpuluh tahun, mereka mengandalkan pasokan air dari daratan yang diangkut penduduk lewat perahu bermesin temple, bahkan ada yang dengan mendayung sampan. Selalu seperti itu meski daerah berganti pemimpin. Mereka hanya mendengar ada janji, tapi entah siapa yang harus mewakili mereka menagihnya.

Bukan hanya air bersih, listrik pun jadi sesuatu yang sulit. Penduduk di pulau itu  hanya mengandalkan genset desa. Warga dijatah hanya beberapa bohlam, dan jumlah colokan. Setrumnya hanya dirasakan dari senja hingg pukul 23.00 Wita. Setelah itu gelap. Masaloka selalu gulita saat tengah malam hingga pagi.

Tapi semuanya menjadi berubah saat seorang bernama Zalman datang dan menuntaskan kerinduan orang Masaloka akan hadirnya dua kebutuhan utama itu. Sumber air jadi dekat, yakni di dalam rumah warga. Zalman, lelaki yang kini menjadi anggota DPRD Bombana periode 2019-2024 seperti jawaban atas doa-doa warga Masaloka. Kemampuan komunikasinya dengan berbagai pihak, menjadikan semuanya nyata.

“Untuk sementara, sudah ada 400 SR (sambungan rumah) kalau air bersih. Sisa 200 SR yang masih kita upayakan lagi. Insya Allah segera terrealisasi,” tutur Zalman, soal air bersih yang kini sudah mengalir di pulaunya itu. Pipa-pipa yang mengalirkan air sudah mengelilingi pulau Masaloka dan masuk di rumah-rumah warga. Tinggal putar keran, air mengucur.

Air bersih di Kepulauan Masaloka Raya diambil dari mata air gunung Lampata. Dari daratan Rumbia, air dimasukan dalam pipa besar yang membentang sekitar 9.500 meter. Sekitar 800 meter pipa air ini menyebrang dan masuk ke dalam laut antara daratan Rumbia dan Masaloka Raya. “Saya sangat bahagia saat melihat saudara-saudara saya di Masolaka menikmati air bersih, langsung dari rumah masing-masing,” katanya.

Program air bersih ini mulai diperjuangkan Zalman sejak tahun 2020, atau setahun setelah ia berstatus sebagai wakil rakyat. Daerah mengabulkan usulannya dengan menyiapkan anggaran sebesar Rp 980 juta. Kemudian tahun 2021, melalui perantara Haji Tafdil sebagai Bupati Bombana, program air bersih untuk penduduk Masaloka Raya mendapat sokongan dana tambahan sekitar Rp 2,8 miliar. Masuknya air bersih di Masaloka Raya serta berbagai pembangunan infrastruktur lainnya diakui Zalman juga tidak luput dari perhatian Haji Tafdil, sebagai Bupati Bombana. Politis Nasdem ini pun tak luput menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Tafdil.

Siapa sosok Zalman ini? Ia adalah seorang kader Partai Nasdem yang kini menjadi satu dari 25 anggota DPRD Bombana, dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1. Ia terpilih dari wilayah Kecamatan Masaloka Raya, Mataoleo, Rumbia Tengah dan Rumbia. Pria kelahiran Kadatua, Buton 1979 ini bahkan mencatatkan diri sebagai peraih suara terbanyak di empat kecamatan di dapil tersebut.

Di Masaloka Raya, ia menasbihkan diri sebagai penguasa suara dengan sangat dominan. Setengah dari jumlah pemilih yang datang ke TPS saat Pemilu 2019 lalu, mendaulat Zalman sebagai wakil mereka di parlemen. Dari 1200-an suara sah yang ditetapkan KPU, 550 diantaranya memilih Zalman. Ia layak dinobatkan sebagai pemilik setengah Masaloka Raya.

Berbekal modal 550 suara di Masaloka Raya, plus tiga kecamatan lainnya, Zalman total memperoleh dukungan 1.160 suara dan membuatnya amat mulus menuju parlemen. Kawan-kawan separtainya di Dapil yang sama, sejatinya tak kalah kuat. Tapi lelaki yang usianya masih relatif muda ini tetaplah lebih kuat.

Pria yang merayakan ulang tahun setiap tanggal 7 Januari ini sejatinya bukanlah penduduk asli Masaloka Raya. Ia jadi warga di pulau itu setelah menikah dengan seorang perempuan Masaloka bernama Masfia tahun 2001 lalu. Di daerah kepulauan yang berbatasan dengan daratan Rumbia itu, namanya tercatat dalam sejarah dan monumental.


Zalman bersama Istri dan keluarga


Pasca Kepulauan Masaloka terbentuk menjadi kecamatan dengan lima desa tahun 2007, Zalman diminta sebagai pelaksana salah satu desa yakni Masaloka Selatan. Uniknya, permintaan itu ditawarkan saat dia sedang merantau di Pulau Katele, Kabupaten Muna menjual alat-alat mesin. “Saat itu saya ditelepon tiga tokoh masyarakat Masaloka Raya untuk pulang,” tuturnya.

Mereka adalah almarhum La Awe, almarhum La Dera dan Yusmin yang saat ini menjadi Kepala Desa Masaloka Barat. Ketiganya meminta Zalman pulanmg kampung. “Saya diminta menjadi pelaksana Kepala Desa Masaloka Selatan karena Masaloka Raya sudah mekar menjadi lima desa dan menjadi satu kecamatan,” kenang Zalman saat ditemui di kediamannya di Tapuahi, Rumbia Tengah, Kamis (25/11/2021).

Permintaan ini menjadi beban pikiran Zalman. Maklum, dia jarang berada di Masaloka karena sehari-hari dia merantau dengan berdagang dari satu provinsi ke provinsi lain. Setelah matang dipikirkan, dia menerima tawaran itu. Tahun 2007, Zalman pulang dan mengakhiri petualangannya sebagai pedagang. Ayah empat orang anak ini kemudian dilantik sebagai pelaksana Kades Masaloka Selatan.

Saat itu usia Zalman baru 27 tahun. Penyerahan tanda pangkat dan gobang garuda dilakukan Bupati Atikurahman. Pelantikannya kala itu, menasbihkan dirinya sebagai kepala desa termuda dari 100-an desa se-Kabupaten Bombana. Sebagai pelaksana Kades, ia diserahi tugas memfasilitasi pemilihan kepala desa definitif.

Setahun kemudian, tepatnya tahun 2008, Pilkades pun digelar. Zalman mencoba peruntungannya dengan ikut pesta demokrasi enam tahunan tingkat desa ini. Dewi fortuna ternyata berpihak padanya. Suami dari Masfia ini meraih suara terbanyak. Dari 500-an wajib pilih di Masaloka Selatan, Zalman unggul 350 suara.

Hasil Pilkades ini, membuat jabatannya didefenitifkan menjadi Kades Masaloka Selatan periode 2008-2014. Amanah penduduk Masaloka Selatan diperlihatkan Zalman. Usai dilantik dia “tancap gas” membenahi kampung halamannya. Masaloka Selatan yang baru lahir mulai dibentuk layaknya sebuah desa.

Setahun memimpin, Zalman langsung membangun kantor desa, lalu merintis pembangunan mesjid dan difungsikan dua tahun kepemimpinannya, membangun posyandu, polindes, membangun pelabuhan, tambatan perahu, jalan-jalan desa dirabat, membangun drainase di semua dusun hingga mengadakan genset buat lampu penerang masyarakatnya di dalam rumah, meski waktu menyalanya saat itu mulai pukul 18.00 hingga 23.00 Wita.

Tidak hanya itu, dia juga melakukan bedah rumah masyarakatnya yang kurang mampu, memberikan bantuan kapal fiber bagi penduduknya yang dominan sebagai nelayan hingga berbagai program lainnya. “Karena saya kepala desa pertama, saya membangun mulai dari nol. Alhamdulillah, semua insfrastruktur dasar ini tuntas pembangunannya di periode pertama,” kata Zalman.

Tahun 2014, jabatannya sebagai kepala desa berakhir. Karena belum ada jadwal Pilkades, untuk mengisi kekosongan jabatan di Masaloka Raya, Zalman dipercaya lagi menjadi pelaksana kepala desa di tahun 2015. Saat agenda Pilkades dihelat ditahun yang sama, Zalman kembali tampil sebagai salah satu kandidat dan kembali terpilih untuk periode kedua, dengan masa jabatan 2016-2022. Ia lagi-lagi terpilih.

Zalman kemudian dilantik sebagai kepala desa definitif periode kedua oleh Tafdil, Bupati Bombana. Pengalamannya berpolitik di tingkat desa ini rupanya menjadi pengalaman berharga bagi Zalman. Baru dua tahun setengah menjadi Kepala Desa Masaloka Raya periode kedua, tepatnya di tahun 2018 dia memutuskan mundur lebih dini.

Pria murah senyum ini rupanya ingin menjajal kemampuan politiknya ke level lebih tinggi, tak hanya di tingkat desa. Ia ingin jadi anggota DPRD Bombana. Kepemimpinannya di Masaloka Raya diestafetkan kepada istrinya, Masfia, atas permintaan masyarakat setempat. Ia sebenarnya sempat menolak dengan alasan etis. Ia tak enak jika ada anggapan orang bahwa ia dan keluarganya rakus jabatan. Setelah ia jadi Kades, bagaimana bisa itu diteruskan juga oleh istrinya.

“Justru saya diancam, kalau bukan istri yang ganti saya jadi Kades, masyarakat tidak mau dukung saya di DPRD. Terpaksa istri, saya izinkan maju gantikan saya,” urai Zalman. Meski mendapat dukungan, Masfia tidak ditunjuk begitu saja. Untuk duduk sebagai Kepala Desa dia harus melalui pemilihan. Ada 20 pemilik hak suara yang menentukan nasibnya.

Setelah dilakukan pemungutan suara, 100 persen pemilik suara bulat mendukung Masfia sebagai suksesor suaminya periode 2018 hingga 2022. Begitu istrinya terpilih jadi Kades, Zalmanpun maju di pemilihan calon anggota legislatif (Pilcaleg). Alasannya, tidak ada figur atau putra daerah dari Kecamatan Kepulauan Masaloka Raya yang tampil. Padahal daerah itu memiliki pemilih yang cukup banyak.

Dimata Zalman, tiap kali kontestasi demokrasi digelar, pemilik suara di Pulau Masaloka hanya dimanfaatkan calon-calon lain dari luar Masaloka untuk mendulang suara. Selain itu, pertimbangan yang paling mendasar, dia maju sebagai calon anggota DPRD Bombana ingin memajukan kepulauan Masaloka Raya.

Saya ini lama hidup di Masaloka Raya. Saya bersentuhan langsung dengan masyarakat dan turut menikmati dan merasakan apa yang menjadi penderitaan masyarakat disana. Mulai negara ini dijajah Jepang dan Belanda hingga Indonesia merdeka sampai Bombana terbentuk menjadi daerah otonom, Masaloka Raya sangat tertinggal,” cerita Zalman.

Untuk kebutuhan air minum saja misalnya, warga Masaloka Raya harus melalui berbagai fase untuk mendapatkannya. Pertama, penduduk Masaloka Raya harus mengambilnya dengan menggunakan jeriken di Desa Toli-Toli, didaratan Rumbia-dulu Kecamatan Rumbia, kini Kecamatan Mataoleo-. Bagi Penduduk Masaloka yang memiliki katinting, cukup membunyikan mesin menuju Toli-Toli untuk mengambil air.

Sementara yang memiliki perahu tanpa mesin, terpaksa harus mendayung selama satu jam, pulang pergi demi mendapatkan air bersih. Puluhan tahun penduduk Masaloka menikmati semacam ini. Kebutuhan air bersih bagi warga Masaloka berubah setelah muncul air kemasan isi ulang. Penduduk Masaloka mendapatkan suplai air bersih dari Kasipute. Air bersih diisi dalam galon lalu dikirim ke Masaloka menggunakan kapal agak besar dengan mesin tempel.

Ini berlangsung hingga tahun 2020. Masalah lain adalah, lampu penerang. Sejak zaman dahulu hingga tahun 2021 masyarakat Masaloka Raya tidak pernah menikmati terangnya Perusahaan Listrik Negara (PLN). Padahal wilayah ini berbatasan dengan daratan Rumbia. Belum lagi infrastruktur lain yang masih sangat tertinggal.

“Atas dasar ini, hati saya tergerak untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini sehingga saya mematangkan niat mundur dari kepala desa dan maju sebagai calon anggota DPRD Bombana,” kata Zalman. Niatnya ini makin bulat setelah salah satu tokoh politik di Bombana mendukungnya tampil sebagai calon anggota DPRD Bombana. Tokoh politik ini jugalah yang mengajaknya bergabung di Partai Nasdem.

Nama Zalman, kemudian masuk sebagai calon anggota DPRD dari Partai Nasdem di daerah pemilihan (dapil) satu, yang meliputi Kecamatan Rumbia, Rumbia Tengah, Mataoleo dan Kecamatan Kepulauan Masaloka Raya. Hasilnya tidak meleset. Zalman terpilih menjadi calon anggota DPRD Bombana periode 2019-2024. Dia tercatat dinomor urut satu dari lima calon anggota dewan yang lolos di dapil satu dengan suara terbanyak dari Masaloka Raya.

Bangunan Puskesmas Modern di Kecamatan Masaloka Raya


Fasilitas lampu penerang dari PLN juga sudah dinikmati penduduk Masaloka Raya di tahun kedua keberadaannya di DPRD Bombana. Mulai tahun 2021 ini, masyarakat setempat sudah menikmati listrik dari PLN selama 1 x 24 jam. Fasilitas ini, sama seperti yang dirasakan penduduk di daratan Rumbia. Menurut Zalman, masuknya fasilitas listrik di Masaloka Raya juga atas peran Bupati Haji Tafdil serta peran dan dukungan Camat serta lima kepala desa di Masaloka Raya.  “Camat dan kepala desa bahkan ikut serta ke Kendari menemui Kepala PLN cabang Kendari, demi meyakinkan pihak PLN, agar listrik masuk di Masaloka Raya,” kata Zalman.

Di Masaloka Raya juga sudah berdiri puskesmas megah, yang fasilitasnya sama dengan puskesmas di daratan Rumbia. Puskesmas modern ini dibangun ditahun pertama keberadaannya di DPRD dengan porsi anggaran sekitar Rp 6 Milyar.

Di tahun yang sama, juga dibangun pelebaran jalan menuju kota kecamatan. Lebar jalan semula hanya 3 meter diperlebar menjadi 15 meter. Panjang jalan yang dibangun sekitar 1 kilometer. “Disisa tiga tahun keberadaan saya di DPRD Bombana, tetap memperjuangkan apa yang menjadi kekurangan penduduk di Masaloka Raya. Yang jelas, keluhan air dan listrik selama ini sudah terwujudkan,” katanya.

Untuk sampai ke situasi sekarang, Zalman melalui perjuangan yang cukup keras. Setahun usai menikahi gadis Masaloka, tahun 2002 Zalman memilih merantau. Ia jadi pedagang. Daerah pertama yang dituju adalah Maluku Tenggara Barat. Di wilayah itu ia berjualan menjual pakaian. Setahun kemudian pindah di pulau Serui, Provinsi Papua dengan menjual aksesoris.

Enam bulan kemudian kembali ke Sulawesi Tenggara tepatnya di Mawasangka Kabupaten Buton –kini Buton Tengah- menjual alat-alat mesin. Setelah itu, berdagang di pulau Muna dengan menjual alas-alat mesin. Kini takdir telah mengubah hidupnya, Zalman menjadi salah satu dari 25 orang anggota DPRD Bombana periode 2019-2024.(***)

Nama : Zalman S.IP

Tempat Tanggal Lahir : Kadatua, Buton, 7 Januari 1979

Alamat : Jalan Jenderal Sudirman, Desa Tapuahi, Rumbia Tengah

Istri : Masfia Pekerjaan : Kepala Desa Masaloka Selatan 2018 -2022

Anak :

1. Azlan Saputra 2. Anggun Sulistiawati 3. Aksan Ardianto 4. Adriatma Said Siradz

Pendidikan :

SD Kadatua 1992

SMP Kadatua 1995

SMA 1 Baubau 1998

Strata 1 UMK 2013

Jabatan di DPRD, Ketua Fraksi Nasdem berkarya Wakil Ketua Komisi Dua

Kepala Desa Masaloka Selatan 2008 – 2017 serta 2017-2018 (*)





Baca Berita Terkait

Baca Berita Lain

© Copyright 2019 SultraMedia.Com | All Right Reserved